Minggu, 10 Februari 2013

stadion pajajaran..

Stadion Pajajaran, terletak di komplek olahraga kota bogor berada di antara Jalan Pemuda dan Jalan Ahmad Yani ini termasuk komplek olahraga yang lengkap,seperti layaknya komplek Gelora Bung Karno dalam skala yang lebih kecil. Selain stadion ini, juga ada lapangan sepakbola tanpa tribun,
lapangan basket baik terbuka maupun tertutup, lapangan tennis, kolam renang juga pada masanya terdapat lapangan softball. Dahulu hampir semua sekolah di kota ini melakukan aktivitas olahraga di komplek olahraga ini, membuat lokasi ini senantiasa ramai.
Berawal dari area pacuan kuda, Stadion Purana, demikian juga nama yang dikenal masyarakat Bogor zaman yang lalu, sempat mengalami masa jaya, terutama saat klub sepakbola Yanita Utama memakai stadion ini menjadi homebase mereka. Galatama, demikian nama kompetisi pada masa itu, dimana kompetisi masih dipisahkan antara klub semi profesional dan klub perserikatan yang dimiliki oleh pemda, sempat dirajai 2 musim berturut-turut pada tahun 1983-1984 dan 1984-1985. Pada masa itu di stadion ini beraksi pemain-pemain yang membela tim nasional Indonesia, seperti Hery Kiswanto, Zulkarnaen Lubis, Rully Nere, Bambang Nurdiansyah maupun Dede Sulaeman. Kenangan saya terbawa pada masa itu, hampir setiap Yanita Utama bermain, papah selalu membawa saya menonton, ikut menyaksikan permainan sepakbola yang sangat bermutu, saat tim-tim legendaris Indonesia masih ada, seperti Niac Mitra, Arseto dll. Masih terngiang di telinga betapa ramainya sorak sorai penonton saat itu, juga animo penonton yang mendatangi stadion berkapasitas 12,000 penonton ini.
Saat ini, saya menyaksikan sendiri betapa merananya kondisi stadion. Sebelum masuk kedalam, dari luar pun sudah tampak bahwa stadion ini sudah jarang sekali mengadakan pertandingan besar, dengan betapa terlantarnya kondisi loket, dimana penonton harus membeli tiket. Setelah masuk ke dalam yang bisa dilakukan dengan sangat mudah, semakin  mempertebal dugaan saya tadi, kondisi tribun utama yang sudah sangat tidak terurus, bangku tibun yang terbengkalai, apalagi bila melihat kondisi ruang ganti. Seakan kejayaan stadion ini lenyap begitu saja.
Teringat lagi saya pada masa itu, dimana betapa bangganya saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di stadion ini saat mengenakan seragam PSB yunior, klub lokal kota ini. Tidak terbayangkan betapa bangganya saya, bermain di lapangan yang pernah dipakai oleh pemain top Indonesia saat itu. Sayang sekali semua hanya tinggal kenangan saat ini. Stadion ini sudah sangat jelas membutuhkan pihak yang berkuasa dan berwenang untuk mengembalikan pamornya menjadi salah satu stadion yang layak untuk mengadakan pertandingan-pertandingan besar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar