Minggu, 19 Februari 2017

Tepas Lawang Salapan Dasakreta

Setelah hampir 36 tahun berdiri, saat ini Tugu Kujang tidak lagi sendiri. 10 tiang berukuran besar membentuk 9 pintu dalam keadaan terbuka berdiri megah menemani keberadaan Tugu Kujang. Tepas Lawang Salapan Dasakerta, demikian sebutannya.

Tepas sendiri memiliki arti teras atau beranda dari warga Sunda yang senantiasa terbuka menyambut siapapun yang akan datang berkunjung. Sejalan dengan dibangunnya agar menjadi pelataran tempat berkumpul dan ruang terbuka untuk umum.


Diatas kesepuluh tiang itu sendiri terdapat tulisan "Di nu kiwari ngancik nu bihari, seja ayeuna sampeureun jaga", yang kurang lebih memiliki arti "segala hal dimasa kini adalah pusaka masa silam dan ikhtiar hari ini adalah untuk masa depan ".

 Lawang Salapan ini pula seperti menegaskan keberadaan Kota Bogor yang sebelumnya sudah memiliki Lawanggintung serta Lawangsaketeng, yang senantiasa membuka pintu bagi siapa saja yang berkeinginan untuk datang ke kota ini.

Terlepas dari pro dan kontra tentang pentingnya pembangunan monumen ini, saya melihat sisi lain, dimana Bogor saat ini semakin cantik, semakin fotogenik bagi penggemar photography. Hal ini bisa dilihat, selepas senja, semakin banyak masyarakat yang berkumpul disana, baik sekedar duduk-duduk maupun mengabadikan keberadaan mereka disana. Tinggal bagaimana masyarakat Kota Bogor atau siapa saja yang menikmati keberadaan monumen ini bisa menjaga keberadaan bangunan yang tentunya memakan biaya tidak kecil. Menahan keinginan untuk tidak mencoret-coret atau membuang sampah sembarangan. Dan bagi para pecinta photography, Bogor menjadi tempat yang sangat layak dijadikan tempat hunting foto, jam berapapun kita kehendaki. (agustinus dandi)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar