Minggu, 21 Juni 2015

Waroeng Lie Tek Soen..

Saat sedang berjalan-jalan di sekitar pertigaan Gunung Batu, mata saya tergoda oleh 2 buah bangunan yang sangat mencolok tepat berada di sisi jalan. Dan lebih menarik lagi bagi saya bangunan itu berada dalam satu komplek. Sebelah kanan adalah warung atau toko dan sebelah kirinya merupakan rumah dengan halaman cukup luas dan asri.
Melihat dari beberapa jendela yang terbuka dan juga terpeliharanya bangunan itu, saya kira masih ada
keluarga yang mendiami bangunan ini. Saya coba mengetuk pagar yang terlihat terkunci tapi sayang setelah beberapa lama tidak ada sahutan dari dalam. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil gambar serta bertanya pada masyarakat yang ada disekitar sana.
Seperti halnya bangunan-bangunan lama zaman dahulu, bangunan inipun dilengkapi dengan tanggal dan tahun kapan bangunan ini didirikan. Bangunan rumah terlebih dahulu didirikan yaitu tanggal 18 Mei 1930 baru setelah itu toko disebelahnya dibangun 6 tahun kemudian pada tanggal 10 Oktober 1936. Sepertinya konsep ruko sudah ada sejak zaman dahulu, karena mungkin ketersediaan lahan yang masih luas zaman itu, bangunan tidak dibuat bertingkat, tetapi masih berada dihalaman yang sama.Setelah bertanya-tanya, barulah saya mendapatkan informasi bahwa dahulunya toko ini yang bertuliskan Warung Lie Tek Soen ini merupakan tempat pembuatan kecap asli buatan Bogor yang cukup legendaris, yaitu kecap Zebra. Sudah lama saya mendengar bahwa memang kecap zebra ini buatan gunung batu, tapi saya tidak pernah menyangka, saya akhirnya bisa berada di tempat dimana  kecap ini berasal . Bila kalian pernah menikmati atau bahkan penggemar makanan khas Bogor yaitu doclang, perhatikanlah, kecap zebra ini merupakan salah satu syarat bahannya. Sayang karena serbuan merk-merk kecap lain yang disokong dengan pemasaran lebih modern dan kekuatan finansial, kecap ini semakin tersisihkan. Dari informasi yang saya peroleh juga, bahwa pabrik kecap itu sendiri sudah dipindahkan ke daerah Cihideung, ke arah Darmaga.
Angan saya melayang saat memperhatikan bangunan yang masih terpelihara baik ini, betapa pada zamannya dahulu, betapa riuh rendahnnya komplek “ruko” ini dengan aktivitasnya. Bagi teman-teman yang sedang terjebak kemacetan dipertigaan ini, karena memang kemacetan kerap terjadi terutama saat pagi dan sore, tidak ada salahnya untuk memalingkan pandangan kalian ke bangunan ini. Bila kalian dari daerah stasiun Bogor, bangunan ini ada disebelah kanan tepat di pertigaan, dan nilmatilah kejayaan daerah ini pada saat itu.

2 komentar:

  1. Saya selalu penasaran dengan kedua bangunan ini setiap melewatinya. Terima kasih untuk informasinya.

    BalasHapus