Minggu, 05 Juli 2015

Jajanan khas berbuka puasa

Memang benar apa yang banyak orang katakan, bahwa kenangan yang paling indah untuk diingat adalah kenangan saat kita masih kecil dulu. Saat segalanya seperti belum ada beban apapun. Hari demi hari hanya dihabiskan untuk kesenangan. Segala yang indah, lucu, konyol, bagkan kebodohanpun bisa menjadi bahan cerita maupun tertawaan di jaman sekarang.


Masih berkaitan dengan bulan puasa ini. Pastinya diantara kita pun memiliki kenangan tersendiri, terutama dengan apa yang kita lakukan selama 1 bulan masa berpuasa. Kerinduan akan berkeliling komplek rumah sambil membawa obor, membangunkan para tetangga untuk makan sahur menjadi kenangan indah yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Dan pada saat berbuka, tentunya berbekal uang pemberian orang tua hasil berpuasa seharian, menjadi saat yang sangat pas untuk berburu jajanan di warung. Dan tentunya banyak jajanan yang keluar pun hanya saat bulan puasa saja.

Tentunya disetiap daerah memiliki ciri khas masing-masing tentang jajanan yang tersedia selama bulan puasa. Demikian halnya dengan Bogor. Banyak jajanan "aneh" yang muncul saat bulan puasa ini. Mungkin hanya sedikit sekali yang saya tampilkan kali ini, namun yang saya tampilkan ini memang benar-benar jajanan khas yang sangat populer di komplek rumah saya. Makanan yang tidak pernah absen mengisi setiap Ramadhan yang sudah maupun sedang saya lewati.

Mie yang satu ini mungkin sudah melegenda di Bogor. Hampir semua orang Bogor tahu tentang mie yang satu ini. Sekilas memang hampir mirip dengan mie kuning pada umumnya. Namun bila mie kuning terbuat dari tepung terigu, mie yang satu ini berbahan dasar tepung aci atau tepung sagu. Dan juga memiliki tekstur yang lebih tampak berminyak. Mie golosor..mie sorodot..atau apalah sebutannya bagi masyakarakat Bogor, bahkan ada pula yang menyebutnya dengan mie pentil, karena memang sekilas bentuknya mirip pentil ban sepeda.. Dihidangkan dan dinikmati seperti layaknya mie goreng. Ditambah sayuran kol atau bahkan sawi, jangan lupa menikmatinya dengan tambahan bumbu sambal kacang serta gorengan yang akan menambah nikmat. Saat bulan puasa ini, mie ini banyak dijual di pasar-pasar tradisional. Namun diluar bulan Ramadhan akan cukup sulit menemukan keberadaan mie ini. Bagi yang kebetulan sedang berbuka di Bogor, keberadaan mie ini sangat mudah ditemui. Lapak-lapak penjaja tajil kagetan dipinggir-pinggir jalanpun senantiasa menyediakan mie golosor ini. Mengenai penamaannya, kemungkinan sedikit menggambarkan karakteristik dari mie ini sendiri. Bila dimakan mie ini akan lancar masuk ke kerongkongan, seperti mengelosor dengan sendirinya menuju lambung.

Kalau yang satu ini adalah sejenis kerupuk. Tapi memiliki ukuran yang mungkin tidak lazim. Cukup besar ukurannya. Bahkan saat dulu saya kecil, ukurannya jauh lebih besar dari sekarang. Bisa mungkin setngahnya ukuran tampah. Kerupuk Asoy..demikian sebutannya di komplek rumah saya. Saya tidak tahu apakah ada istilah lain di daerah lain di Bogor.  Berbahan dasar campuran antara tepung terigu, sagu dan bumbu penyedap serta ditambahkan pengembang, supaya pada saat digoreng ukurannya akan melebar. Rasanya yang gurih membuat kerupuk ini sudah menjadi keharusan bagi saya selama bulan puasa ini. Tapi akan jauh lebih lengkap bila menikmatinya dengan guyuran atau celupan sambal kacang.

Sekilas mungkin ini tidak terlalu istimewa, seperti layaknya gorengan pada umumnya. Berbahan dasar terigu, namun ditambahkan kacang kedelai sebagai pemeran utamanya. Gondel, demikian sebutan yang diberikan oleh warga komplek saya pada gorengan ini. Entah dari mana istilah itu berasal. Campuran antara kerenyahan dan gurih segera menyerang mulut kita saat menikmati goorengan yang satu ini. Ini juga bisa menjadi temen akrab saat menikmati mie golosor. Dan lagi-lagi, jangan sampai ketinggalan untuk menambahkan sambal kacang saat menikmatinya.
Dan yang terakhir, komplek rumah saya menyebutnya tahu acar. Terdiri dari potongan tahu, tempe, bakwan, mie kuning, kol, toge serta timun. Semua bahan ini dicampur dan  kemudian ditutup dengan guyuran kuah cuka. Kesegarannya langsung terasa saat makanan ini masuk ke mulut kita. Bila memang berkenan, sambalnya pun sudah tersedia sendiri, sehingga pedas serta asam akan bercampur menjadi satu.

Keragaman jajanan tentunya dimiliki oleh setiap daerah. Nahkan didaerah yang sama pun bisa muncul kekhasan masing-masing. Dan tentunya hal ini menambah semarak dunia kuliner di negara ini yang sangat patut untuk disyukuri, dan membuat daya tarik bagi daerah itu. Bagaimana dengan daerahmu?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar