Jembatan ini membentang gagah dan kokoh menghubungkan jalan Jalak Harupat yang menyeberangi Sungai Ciliwung, yang kemudian nantinya akan tersambung dengan Jalan Juanda dan Jalan Sudirman. Dua lengkungan yang ada dibawahnya sangat menarik mata serta hati saya untuk bisa ada dibawahnya, merekam langsung dari dekat, bukan hanya dari kejauhan saja. Akan tetapi pada saat musim hujan hal ini tentunya menjadi suatu hal yang hampir mustahil. Akan tetapi pada hari itu, selepas saya merekam sisa-sisa kolam renang di
dekat jembatan itu, kesempatan itu datang. Dan saya melihat sangatlah mungkin saya bisa berada dibawah sana, merekam tepat diantara dua lingkaran yang sangat menarik hati saya.
Dan ternyata dari bawah sini saya mendapatkan pemandangan yang sangat jauh berbeda bila dibandingkan dari atas sana. Terhampar jelas didepan mata saya dua lengkungan itu.Dengan kondisi alam yang bersahabat memungkinkan saya untuk bebas mengambil gambar semua yang menarik mata saya.
Dan tampak, jembatan yang dibangun pada tahun 1818 ini sudah mulai mengalami beberapa yang sudah semestinya dicemaskan sejak dini. Banyaknya pondasi jembatan yang sudah mulai lepas itu menambah kekhawatiran saya, sampai kapan jembatan ini akan tetap tegar berdiri menopang entah berapa ratus atau bahkan mungkin ribuan kendaraan yang mondar mandir diatasnya.Mengingat penting dan sibuknya jalur ini ditambah sering terjadi antrian kendaraan baik menuju maupun dari arah jalan Juanda, hendaknya jembatan ini mendapat perhatian khusus dari pihak yang terkait. Karena bukan serangan dari atas saja yang menambah beban jembatan ini, akan tetapi juga beban yang harus diterima dari derasnya sungai Ciliwung bila saat air sedang sangat deras. Selain air, tak jarang juga benturan dengan benda-benda keras yang terbawa arus pada saat sungai ini sedang dalam kondisi diatas kewajaran.
Nice angle mas
BalasHapus