Sabtu, 09 Februari 2013

perahu klotok..

Saat sedang berjalan menyusuri jalan kecil di sekitar pasar anyar, mata saya langsung menatap seorang pedagang yang sedang menjajakan dagangannya. Barang yang sangat tidak asing bagi saya pada saat saya kecil dulu. Perahu Klotok, demikian saya menyebutnya, ada juga yang menyebutnya perahu othok-othok, karena memang mainan itu mengeluarkan suara mengelotok. Juga ada yang menyebutnya kapal perang kaleng, karena melihat dari bahan dasarnya yang terbuat dari kaleng, dan hampir
semuanya berbentuk kapal perang dengan dua buah meriam didepannya yang bisa bergerak naik turun dan terdapat bendera merah putih di buritan belakang kapal.
Mang Diding, sebut saja demikian, sudah sejak tahun 1970-an berjualan perahu klotok ini. Pada awalnya banyak mainan yang dia jual, namun dengan perkembangan jaman, beliau melihat hanya perahu klotok ini yang masih ada pembelinya dan masih ada yang mau membuatnya.
Cara kerja mainan ini menggunakan prinsip fisika sederhana, yaitu saat benda diberikan aksi benda itu akan memberikan reaksi. Dengan menggunakan bahan bakar minyak sayur pada kapas yang kemudian dibakar, akan memanaskan air yang diisi pada tempat penampungan dikapal itu. Sehingga akan menciptakan uap air yang kemudian akan memberikan reaksi pada air yang kemudian akan menggerakkan kapal, dan akan berhenti saat air itu habis. Sangat mengasyikkan saat saya melihat kembali mainan masa kecil saya. Teringat kala itu, ingin sekali saya memiliki kapal model seperti itu. Dan akhirnya mungkin karena iba, papah mengajak saya ke pasar untuk membeli kapal itu. Luar biasa rasanya. Setiap ada kesempatan saya mainkan kapal itu dengan media ember, kemudian meminjam panci mamah, dan akhirnya baskom. Sampai suatu saat karena ingin melihat perahu itu berlayar lebih jauh, saya bawa ke danau dekat rumah, berbekal minyak sayur dan kapas lebih banyak, saya nyalakan disana, sampai akhirnya saya sadar, perahu semakin menjauh dan tidak dapat saya ambil lagi. Perahu kesayangan saya pun menghilang, mengarungi luasnya danau tanpa bisa saya capai lagi...hhhmmm..kenangan masa kecil memang sangat menyenangkan, walau terkadang ada kebodohan disana.
Seiring perkembangan waktu, bagi anak-anak sekarang mungkin mainan ini tidak menarik hati mereka dengan banyak serbuan mainan-mainan modern. Namun dari mainan yang sangat sederhana ini, anak-anak sudah bisa bermain sambil belajar bagaimana ilmu fisika yang sangat sederhana dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sesederhana harapan Mang Diding, supaya masih ada yang masih mau membeli mainan jualannya untuk dapat menghidupi keluarganya hari demi hari.

5 komentar:

  1. Ijin re-blog yah gan....terima kasih....

    BalasHapus
  2. sekarang yang masih jualan perahu klotok dimana saja ya? tahu gak ya?tlg ksh info ya...

    BalasHapus
  3. sekarang yang masih jualan perahu klotok dimana saja ya? tlng info nya ya

    BalasHapus
  4. disekitar pasar anyar masih ada atau hari minggu saat car free day, disekitar tanjakan sempur, masih ada yang jual

    BalasHapus
  5. saya sebenarnya adalah penggemar berat mainan itu, tapi saya tinggal di luar negeri, makanya gak tau mau beli dimana

    BalasHapus