Senin, 25 Mei 2015

Pemandian Air Panas Ciseeng

Ternyata, tidak harus jauh-jauh pergi ke Ciater untuk bisa berendam air panas. Bogor pun memiliki lokasi tersebut. Berlokasi di Jl. Raya Gunung Kapur, desa Bojong Indah, Ciseeng, parung, Kabupaten Bogor, tempat ini berdiri, tidak jauh dari Kota Bogor sendiri. Bila
berkendaraan dari arah tol Jagorawi, bisa langsung keluar tol Sentul Selatan yang kemudian dilanjutkan masuk tol Bogor Outer Ring Road sampai ke ujungnya. Lanjutkan perjalanan menyusuri Jalan Baru atau sekarang dikenal dengan Jalan Tole Iskandar menuju ke arah Parung. Setelah melewati Telaga Kahuripan, kemudian berbelok ke kiri. Lanjutkan perjalanan hingga bertemu perempatan kearah Rumpin. Sampai disini ketika saya menyusuri jalan ini, kondisi jalan dalam keadaan mulus. Namun setelah perempatan saat kita mengambil kearah lurus menuju lokasi ini, dipenuhi dengan jalan berlobang, kalau tidak mau disebut hancur lebur. Perjalanan jadi terasa sangat lambat menuju ke salah satu tempat wisata yang sebenarnya memiliki potensi untuk bisa menambah pendapatan asli daerah dari sisi pariwisata. Namun entah kenapa kondisi ini dibiarkan begitu saja. Dari arah Bogor, lokasi ini ada disebelah kanan jalan, ditandai dengan tulisan mengenai lokasi parkir tempat ini. Terdapat 2 lokasi parkir yang cukup luas. Saya putuskan untuk parkir diareal yang bertuliskan tempat parkir kedua.

Taman Wisata Tirta Sanita namanya. Setelah membayar tiket masuk, suasana taman bermain terhampar dihadapan saya. Jauh dari perkiraan saya yang mengira lokasi ini hanya sebagai tempat pemandian saja. Berbagai wahana permainan, terutama ditujukan bagi anak-anak tersedia disana. Dan tepat berada di tengah areal, berdiri kokoh gunung kapur yang menjadi landmark tempat ini. Berwarna putih seperti bercirikan batuan karst, keberadaannya sangat kontras di lokasi ini. Dari Gunung kapur inilah air panas Ciseeng ini berasal. Namun jangan kita membayangkan tempat pemandian air panas seperti layaknya Ciater. Bila kita hendak berendam ada biaya lagi yang harus kita keluarkan., ada yang bisa beramai-ramai ataupun yang ingin berendam sendiri. Tempat berendam disini lebih banyak ditujukan sebagai tempat pengobatan atau terapi dengan berendam didalamnya. Untuk menggunakan fasilitas tersebut kita harus kembali membayar sesuai tarifnya.


Bila kita memutari gunung kapur itu, kita akan mengelilingi perbukitan kecil dan di bagian belakang kita bisa naik sampai keatasnya. Pemandangan diatas cukup menyejukkan mata, dan kita bisa melihat semacam kolam penampungan bagi air belerang yang dikeluarkan gunung ini. Namun areal tersebut terkunci dan tidak bisa sembarangan orang masuk. Setelah puas berkeliling dan naik ke atas bukit, kebetulan saya bertemu dengan seorang penjaga keamanan. Dari beliau saya dengar informasi bahwa disebelah lokasi ini terdapat satu lokasi lagi yang juga memiliki sumber air panas. Istilah yang beliau katakan adalah bukit hitam, karena yang ada dilokasi ini bukit putih. Tanpa pikir panjang saya langsung melangkahkan kaki ketempat itu. Ternyata lokasinya berada persis disebelah Tirta Sanita, hanya dipisahkan oleh lapangan parkir yang disebut masyarakat setempat sebagai lapangan parkir kesatu. Kalau mendatangi tempat ini, baiknya parkir diareal yang satu ini, sehingga kita tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk bisa mendatangi kedua tempat ini.


Pemandian Air Panas Gunung Panjang, demikian sebutannya, memiliki suasana yang lebih alami, karena memang tidak ditemukan adanya wahana-wahana permainan. Kita langsung dihadapkan pada jalan setapak yang mengarah keatas dengan pepohonan yang tumbuh dikanan kirinya. Sesampainya diatas, kita bisa langsung melihat tempat berendam untuk umum, yang saya tidak paham apakah dibuat atau memang sudah terbentuk secara alami. Ada yang berukuran besar, dan ada yang hanya berukuran kecil. Dan bila kita lanjutkan lagi menaiki bukit itu sampai puncaknya, pemandangan lepas pun terhampar dihadapan kita. Suasana yang sangat lain yang saya rasakan.

Kedua tempat ini membawa kesan tersendiri bagi saya, apalagi sesampainya dibawah, saya sempat berbincang dengan penjaga lokasi ini, Bang Tri sebut saja demikian. Beliau menceritakan, bahwa masyarakat disekitar sini percaya, bahwa gunung putih dan hitam ini adalah sepasang, laki-laki dan perempuan. Dan yang membuat minat saya semakin bertambah, ternyata ada satu bukit lagi, yang beliau sebut bukit anak. Letaknya terpisah dari kedua bukit ini dan berada di tengah area persawahan. Disana juga terdapat air panas yang bisa digunakan untuk berendam. Tawaran beliau untuk mengantar kesana sementara ini saya tolak secara halus, karena memang kondisi sudah menjelang malam saat saya berada disana. Namun suatu saat, saya pasti akan mendatangi tempat itu.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar