Kamis, 24 Januari 2013

Pak Mahfudz..work with love


mungkin hampir 6 tahun saya melihat sosok dirinya, sering saya hentikan motor saat itu untuk memperhatikannya bekerja di pertigaan jambu 2 saat itu..senyum tak pernah lepas dari mulutnya..lambaian tangan..acungan jempol..bahkan terkadang dia rapatkan kedua tangan, seakan menyembah, meminta pengertian para pengendara untuk dapat saling mengalah..tidak pernah sedikitpun tampak kekesalan dari wajahnya, bila ada pengendara yang tidak memberikan imbalan atas apa yang dia lakukan..senyum tetap dia berikan...bila ada sedikit
rejeki untuknya, bukan hanya senyuman atau ucapan terima kasih yang dia ucapkan..terkadang dia selipkan kata2.."hati2 dijalan".."sukses selalu".."terima kasih bos..semoga dibalas Allah".."salam untuk keluarga"...itu semua yang pernah aku dengar dan alami...satu kata saat itu keluar untuknya...luar biasa..

beberapa waktu, saya sempat kehilangan dirinya...saat jambu 2 sudah mulai ada lampu merah disana..seiring berjalan waktu, saat anak saya mulai sekolah di regina pacis, nasib mempertemukan saya lagi dengan dirinya, sosok yang lama buat saya penasaran..siapa dia sebenernya..pegawai DLLAJ kah..tenaga bantuan polisikah..?..karena sekilas melihat, dia menggunakan seragam, lengkap dengan emblem2 serta topi..
di pertigaan hotel salak, bagi warga bogor tentu mengenal dengan baik lokasi ini..saya bisa lebih leluasa memperhatikan dirinya, terkadang saya bawa kamera untuk dapat mengcapture "aksi panggungnya" ..di lokasi itulah saya mulai berkenalan dengannya...

di situ saya baru tau Mahfudz namanya..dan pada suatu saat, saya beranikan diri untuk ngobrol dengan dirinya..keinginan berbincang saat itu di lokasi setelah dia bekerja, dengan halus ditolaknya, dia beralasan harus pulang untuk membantu istrinya yang buka warung dirumah...dan dia memberikan alamat rumahnya dengan suka rela dan tetap penuh senyum pada saya...semakin penasaran saya pada sosok yang satu ini...


sore itu..setelah sekitar 6 tahunan dihinggapi rasa penasaran, saya tegarkan langkah untuk datang kerumahnya, didaerah ciluar, lokasi yang cukup jauh dari tempat ia bekerja..
seakan langkah ini direstuiNya,tanpa halangan berarti, walaupun saya tidak begitu kenal daerah sana,saya akhirnya sampai dirumahnya..sedang berbincang2 dengan sang istri, dia sambut kedatangan saya dengan sangat akrab..seakan kita kenal sudah sangat lama..

obrolan mengalir tanpa halangan sama sekali...lancar dia kisahkan kehidupannya..

dari sana terjawab salah satu keinginantahuanku, bahwa memang dia bukan siapa2..murni inisiatif dirinya sendiri untuk ada dijalan raya..mengatur lalu lintas..sekaligus menyambung hidup..tanpa ada bayaran dari instansi manapun, selain dari kebaikan dan kerelaan para pengguna jalan
Mahfudz namanya..petugas pengatur jalan profesinya...atau polisi cepe istilah kita..

berawal dari kesulitan hidup, mahfudz kecil memutuskan untuk berhenti sekolah sejak kelas 5 sd,dan membantu orang tuanya dengan menjadi kuli panggul dan jualan kantong plastik di pasar ramayana sebelum jadi BTM sekarang. Malam harinya dia kumpulkan sayur2 yang terbuang untuk dijual kembali atau untuk kebutuhan rumahnya..bertahun2 dia jalankan profesi ini..
sampai akhirnya pada tahun 1995 dia mulai turun di jalan, senantiasa berpindah2 tempat seiring dengan perubahan jalan, ia jalankan profesinya dengan penuh semangat dengan tekad untuk dapat memperbaiki kehidupan yang selama ini sudah dia rasakan betapa susahnya dan dia tidak ingin anak2 kelak mengalami kehidupan seperti yang dia rasakan..

rasa penasaran terhadap seragam yang dia kenakan...dia jawab dengan tawa lepas dari mulutnya..semua itu ternyata saran dari seorang anggota polisi yang melihat performa yang dia perlihatkan selama di jalan yang membuahkan 2 penghargaan dari polwil bogor..dengan alasan dari sang polisi supaya bila ada razia preman dia tidak kena..karena memang pengatur2 lalu lintas ilegal ini senantiasa lekat dengan premanisme..

Dulu dia bekerja dari pukul 07.00 – 17.00 bahkan terkadang saat malam minggu atau malam hari libur, dia bias sampai pukul 01.00 dini hari…tapi sekarang dia mulai pukul 09.00 sampai 12.00..sambil tertawa dia kemukakan alasannya, bahwa masih banyak juga orang yang butuh cari makan ditempat itu dan dia bilang udah cape kejar2 dunia, sementara yang dikejar selalu lari dari dirinya…mending dirumah katanya berkumpul bersama istri dan ke-4 anaknya, sekaligus membantu istri berjualan diwarung, hasil keringat dia dijalan..yang katanya kalau hanya disimpan,untuk anak jajan akan sangat tidak ada rasanya..makanya uang yang diperolehnya diputar untuk belanja sayur mayur  yang dijual diwarung...kalau tidak habis..sisanya akan dimasak, dijual dalam bentuk masakan matang..kalau habis ya alhamdulilah,kalau gak habis juga ya dimakan..walaupun sering dihutangin oleh tetangga2nya..tapi dengan lapang dada dia relakan semuanya..katanya dengan dihutangin, secara tidak langsung dia juga ikut mendoakan mereka yang berhutang dicukupkan rejekinya,supaya bisa  saling mendukung..saling membantu
Sempat dia untuk berusaha di bidang lain tapi senantiasa gagal, dan karena dorongan dari Ayati, istri tercintanya yang dinikahkan sejak tahun 1996, dia tetap tegar untuk menghadapi segala kesulitan yang ada, dan tetap bersetia terhadap profesi yang ada sekarang..
Sempat pula ada instansi yang akan mengangkatnya menjadi pegawai dengan harus menyetor sejumlah besar uang, tapi dia mundur, karena berpikir mending uang ini dia gunakan untuk keluarganya.
Setelah puas dengan rumah milik sendiri,tanah warisan almarhum orang tuanya, dia bangun sedikit demi dari hasil keringatnya dijalan, saat ini penghasilan yang dia dapatkan untuk biaya sekolah anak2nya,membayar biaya listrik supaya malam hari anak2nya bias belajar,selain juga untuk menambah modal warung..
Ayah dari Ilham Maulana,Ridho Fahmi,Izul Hakim,dan Irlan Mazrur ini punya prinsip..ga mau menyusahkan orang lain, dia cari uang bukan cari ribut, makanya setiap dia pindah lokasi yang dirasanya kosong, dia selalu minta ijin dulu pada polisi setempat..dan dia bekerja semata2 untuk keluarganya..untuk anak2nya,karena dia ga mau anak2nya mengalami nasib seperti yang pernah dia alami..keluarganya yang membuat dia tegar serta semangat dalam menjalankan pekerjaannya..banyak polisi atau orang2 yang bilang ke dia…katanya ini contoh orang yang ga pernah susah, selalu tersenyum dan ketawa…dalam hati dia bilang, orang2 ga tau apa yang dia rasakan..kesulitan dia..masalah2 hidupnya…tapi dia berprinsip..di jalan dia harus berikan yang terbaik dari apa yang dia punya..bahkan menurutnya, dia termasuk orang yang minder..pemalu…tapi entah kenapa saat dijalan semuanya itu jadi berubah. Banyak tetangganya yang kebetulan lewat dan melihat dia saat bekerja gak percaya kalau yang mereka lihat itu adalah sosok Mahfudz yang mereka kenal dirumah…bahkan istrinya pun tidak tahu seperti apa sang suami saat bekerja, dan saat saya tunjukkan foto2nya saat bekerja, terucap dari bibir sang istri..” koq kamu bisa seperti itu..??”
Pria kelahiran 1972 ini sadar sepenuhnya..dia serahkan semua yang dia lakukan ini pada Tuhan, karena hanya Tuhan yang mengerti apa yang sudah dia lakukan selama ini semata2 untuk anak2 dan istrinya..cape katanya kalau dia berharap banyak dari dunia..menganggap dirinya adalah orang bodoh tapi senantiasa ingin belajar..
Keyakinan dan semangat besarnya untuk dapat merubah nasib membawanya tetap setia pada apa yang ada didepannya, karena dia yakin Tuhan tidak akan membiarkan mereka yang sudah berjuang dalam hidupnya..setidak2nya seandaianya dia tidak punya waktu untuk merubah nasibnya..dia yakin anak2nya akan sampai pada apa yang dia cita2kan..
Jadi selama kakinya masih kuat menopang tubuhnya..selama kesehatan masih dimilikinya…selama itu dia akan tetap akan dijalan, tanpa pamrih untuk dapat diangkat menjadi pegawai..senyuman akan tetap dia berikan pada setiap pengguna jalan..

Bila rekan2 berkesempatan main ke bogor..sempatkan antara pukul 09.00 – 12.00 untuk sejenak melihat sosok manusia yang begitu tabah dan tegar dalam menghadapi hidup..melakoni pekerjaannya yang sangat sederhana, yang bahkan terpikirkan saja tidak oleh kita untuk kita jalani…tapi dia…pak Mahfudz menjalankannya dengan penuh cintanya..untuk anak2 serta istrinya….




4 komentar:

  1. Mantaab Gaan.. :) *colino*

    BalasHapus
  2. "...masih banyak orang butuh cari makan di tempat itu, cape-cape kejar dunia, yang dikejar selalu lari darinya, mending kumpul sama istri dan empat anaknya..." Kalimat itu seakan menampar saya...

    BalasHapus
  3. kalau kita bekerja dengan cinta pasti akan terpancar di wajah kita dan orang-orang di sekitar kitapun turut merasakannya.. Semoga kita selalu terinspirasi oleh cerita Pak Mahfudz ini ya.. :)

    BalasHapus
  4. Ini dia salah satu dodok idola saya.. kebetulan kenal, banyak yg bisa saya ambil pelajaran dari beliau. salah satunya, sedikit syukuri, banyak yah bagi-bagi.. saluteeee :D

    BalasHapus