Kamis, 21 Mei 2015

Curug Nangka

Lokasi yang satu ini mungkin sudah banyak yang mengetahui. Air terjun atau curug ini memang sudah menjadi salah satu tujuan wisata bagi berbagai kalangan. Sejak masa sekolah dulu tempat ini sudah banyak disebut-sebut sebagai salah satu tempat yang layak untuk dikunjungi. Suasana sejuk, jauh dari kebisingan ditambah suara jatuhnya air menambah kenyamanan kita dalam menikmati harmoni suara alam yang menjadi berkah tiada tara untuk sekedar melepas penat dari rutinitas serta kebisingan keseharian kita.

Sengaja saya tempatkan lokasi ini menjadi awalan tulisan saya dari serangkaian curug yang bertebaran dipojok-pojok kota Bogor. Ya Curug Nangka, nama yang sudah begitu akrab kita dengar dan bahkan sudah melegenda diantara para penikmat wisata alam di kawasan Bogor dan sekitarnya. Berlokasi di Desa Warung Loa, Kecamatan Tamansari, Bogor, berjarak kurang lebih
25 km dari Kota Bogor. Lokasi tidak sulit untuk dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi roda 2 maupun 4, ataupun menggunakan kendaraan umum. Jika kita mengambil rute menuju Ciapus, kita dengan mudah menemukan tempat ini.

Saat perjalanan menuju lokasi, keberuntungan mungkin sedang memayungi saya. Sekilas saya melihat seekor Burung Elang Jawa sedang terbang dengan jarak yang cukup terjangkau lensa kamera. Langsung saya hentikan kendaraan dan mengambil moment yang mungkin tidak bisa setiap hari saya lihat. Tampak sang burung sedang menikmati terbangnya, membuka sayapnya lebar, menangkap angin serta mendaki thermal untuk mencapai ketinggian tertentu tanpa harus mengepakkan sayapnya. Beberapa saat saya terpana memandang keindahan yang terhampar secara cuma-cuma dihadapan saya.

Udara sejuk langsung menerpa wajah saat memasuki lingkungan yang dikelola oleh RPH Gunung Bunder Bogor ini. Aroma hutan pinus langsung tersedot masuk dalam saluran pernafasan, membawa nuansa yang sangat berbeda, menghapus seketika kepenatan sepanjang perjalanan. Tanpa pikir panjang langsung saya langkahkan kaki masuk kedalam areal disana. Dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit atau berjarak kurang lebih 500m dari areal parkir, terpampang dihadapan saya air terjun yang sudah lama sekali tidak saya datangi. Kondisinya tidak banyak berubah sejak terakhir saya ketempat ini. Sengaja saya tidak langsung menuju ke sungai, saya ingin menikmatinya dari arah samping atas terlebih dahulu. Dan satu yang luput dari mata saya waktu datang kesini dahulu, ternyata di bagian samping ini banyak sekali ditumbuhi tanaman yang sering dijadikan lalapan. Entah apa nama resminya, namun saya sering menyebutnya dengan daun poh-pohan. Lalapan yang begitu saya sukai. Sambil mengambil gambar, mulut ini tidak berhenti mengunyah daun yang begitu lezat saya rasakan.

Akhirnya saya langkahkan kaki menyusuri sungai untuk mencapai bagian bawah air terjun. Kondisi sungai yang sedang tidak terlalu tinggi sangat membantu dalam perjalanan kali ini. Dan akhirnya sampailah saya tepat dihadapan curug yang sudah melegenda ini. Disana saya menemui beberapa pasang muda-mudi yang menghabiskan waktu disana. Saya sempatkan pula untuk berbincang-bincang, dan hampir semua berasal dari Jakarta dan Tangerang. Memang menuju lokasi ini bukanlah sesuatu yang sulit, tanpa perlu effort khusus menempuh medan yang berat, kita sudah bisa menikmati keindahannya. Berada di ketinggian 750mdpl, dan kesejukan udara dikisaran 20-22 C tempat ini layak dijadikan tempat sekedar untuk melepaskan penat dari rutinitas yang ada. (matabogor/agustinus dandi)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar