Selasa, 05 Mei 2015

Deutscher Soldatenfriedhof

Mungkin baru lokasi ini yang saya tidak tahu harus menamakanya apa. selain karena disana pun tidak ada penamaan yang spesifik terhadap tempat ini. juga informasi yang sangat minim menuju lokasi disana. Sebut saja Makam Jerman, karena memang disana terdapat 10 makam orang Jerman yang dimakamkan disana. Mungkin negara ini sudah tidak asing dengan pemakaman orang asing, terutama dari Belanda. Namun keberadaan warga Jerman yang dimakamkan disana tentunya merupakan misteri tersendiri. Koq bisa ada warga dan tentara Jerman yang bisa dimakamkan ditempat ini. 


Dari arah arah tol Jakarta bila keluar dari Gadog, sekitar 200m langsung belok masuk ke kanan, kita akan mulai masuk ke area menuju pemakaman ini. Perjalanan suasana pedesaan kira-kira 5km akan kita tempuh. Dan uniknya, semakin masuk kedalam, kondisi jalan semakin mulus. Pemandangan persawahan terasering menjadi pemandangan yang sangat menyejukkan mata. Udara dingin semakin menusuk, semakin menambah rasa aneh, kenapa bisa dilokasi yang cukup terpencil ini dipilih menjadi tempat pemakaman bagi warga Jerman.

Setibanya dilokasi, lingkungan sangat asri dengan udara yang sangat sejuk menerpa wajah kita. Keberadaan satu pohon beringin yang saya duga berusia sangat tua menambah suasana rimbun disana. Berada tepat didepan lokasi pemakaman ini, membuat menarik keberadaan lokasi ini. Mata kita disibukkan dengan melihat pohon ini yang mempunyai bentuk cukup unik dengan membentuk lubang ditengahnya. Berdiri kokoh menyambut kedatangan kita ke tempat yang memang layak menjadi tempat peristirahatan bagi yang dimakamkan disini.
Kesan pertama yang didapat dari lokasi ini adalah rasa heran, heran dengan terpeliharanya lokasi ini. Tidak ditemukan sampah sedikitpun, rumput dan pepohonan pun seakan tumbuh terpelihara. Mengingat betapa terpencilnya tempat ini, kondisi pemakaman sangat terpelihara. Jauh diluar perkiraan saya. Dan ternyata pihak kedutaan Jerman menyerahkan perawatan tempat ini pada sebuah keluarga yang tinggal berdekatan dengan lokasi makam ini. Nyai, demikian saja saya sebut mengatakan, biasanya pihak kedutaan memberikan biaya sekaligus selama 6 bulan sekali dan biasanya di minggu ketiga bulan November, tempat ini masih diadakan upacara peringatan untuk mengenang jasa mereka yang dimakamkan ditempat ini. Luar biasa bagi saya.
Dan saat masuk kedalam arealnya, kita akan disambut oleh sebuah tugu berwarna putih yang bertuliskan "Deutscher Soldatenfriedhof (Makam Tentara Jerman), Tugu Peringatan untuk menghormati prajurit Jerman yang telah gugur ".  Dan ada pesan dari kedutaan besar Jerman di Jakarta untuk menjaga kebersihan tempat ini. Saya berkesimpulan bahwa sampai saat ini, lokasi ini tetap dipelihara oleh Jerman melalui kedutaan besarnya. Saya sampai geleng-geleng kepala, betapa negara begitu menghargai para warga negaranya yang sudah gugur dan dimakamkan di negara yang sangat jauh letaknya dari negara mereka berasal. Bahkan kalau dipikir-pikir, hampir tidak ada hubungan pada saat perang dunia kedua berlangsung antara Indonesia dan Jerman. Tidak pernah ada berita yang mengabarkan bahwa ada peperangan antara Indonesia dan Jerman. Namun Jerman begitu memperhatikan warga negaranya yang gugur, selain di tempat yang sangat jauh dari asalnya,juga di tempat dimana sebenarnya tidak ada hubungan langsung menjadi lokasi peperangan bagi Jerman.
Dari arah tugu peringatan itu, bila kita membalikkan badan, akan terhampar dihadapan kita lokasi pemakaman yang sangat tertata rapi. Baris pertama berisi dua makam, satu dikiri dan satu dikanan bertuliskan "unbekant" alias tidak dikenal. Sementara di baris kedua terdapat 8 makam, 3 dikiri dan 5 dikanan. Sementara di bagian paling belakang terdapat tugu peringatan dan bukan makam, yang sudah didirikan sebelum makam-makam ini ada. Dibangun sejak tahun 1926 oleh Emil dan Theodor Helfferich, warga negara Jerman yang dahulunya merupakan pemilik dari areal perkebunan teh didaerah ini. Tugu tersebut dibangun untuk mengenang skuadron tempur Penjelajah Jerman untuk Asia Timur yang gugur pada pertempuran di Kepulauan Falkland atau Malvinas pada tahun 1914.

Makam pertama dibarisan paling kiri tertulis Oblt u LI Dr Heinz Haake yang bertugas pada U-196 yang wafat 30 Nov 1944. U-196 sendiri diberitakan hilang bersama seluruh awaknya sebanyak 65 orang saat berpatroli di Selat Sunda. Lalu ada makam Leutnant Ing Wilhelm Jens, yang terbunuh oleh para pejuang kemerdekaan di rumah warga Jerman di Bogor pada tanggal 12 Oktober 1945. Besar kemungkinan para pejuang ini menyangka mereka adalah warga Belanda. Lalu disebelahnya adalah makam KPtlt Hermann Tangermann. Wafat pada tanggal 23 Agustus 1945 dalam sebuah kecelakaan. Beliau ini yang memiliki pangkat tertinggi yang dimakamkan di tempat ini. Pangkat setingkat dengan kapten. Disisi kanan, makam pertama adalah milik Oblt z S.d.R Friedrich Steinfeldt yang merupakan komandan dari U-195. Meninggal pada tanggal 30 Noverber 1945 karena penyakit disentri di sebuah rumah sakit di jakarta. Tiba di Jakarta setelah penjelajahan Samudera Indonesia selama 119 hari, yang akhirnya menyerahkan kapalnya ke tangan Jepang. Makam lainnya adalah Schiffszimmermann Eduard Onnen, yang merupakan tukang kayu kapal. Wafat pada tanggal 15 April 1945. lalu ada makam Leutnant zur See W Martens, yang wafat pada bulan Oktober 1945. Kemudian makam ObGefr Willi Petschow, wafat di tempat ini karena sakit pada tanggal 28 September 1945. Dan makam terakhir adalah milik Oblt z S Willi Schlummer, yang juga terbunuh oleh para pejuang kemerdekaan bersama Wilhelm Jens.

Keberadaan pasukan kapal selam Jerman selama ini memang tidak terlalu banyak diketahui kehadirannya di perairan Indonesia. Pasukan kapal selam Jerman yang juga dikenal dengan istilah U-boat ini memang membantu peperangan Jepang melawan sekutu dikawasan ini. Bila kalian ingin mengetahui bagaimana peran pasukan kapal selam ini, tentunya kalian bisa mencari dari berbagai sumber melalui internet yang akan memuaskan rasa ingin tahu kita semua.

Namun satu hal yang saya catat dalam kunjungan saya ke tempat ini, betapa Jerman sangat menghargai peran dan jasa para tentara yang sudah berjuang. Terlepas dari ada hubungan atau tidaknya tempat dimana mereka wafat dengan lokasi pertempuran. Di lokasi yang berselimutkan hawa dingin itu, bersemayam 10 tentara Jerman, yang tentunya  akan sangat bangga, negara yang mereka cintai sangat menghargai jasa mereka semua, dan pengorbanan mereka menghembuskan nafas ditempat yang begitu jauh dari tempat kelahiran meraka, jauh dari sanak saudara..tidaklah sia-sia. (agustinus dandi)


















4 komentar:

  1. Super Dandi!!
    Ich bin sehr beeindruckt darüber, das es in Indonesien, Bogor, eine Gedenkstätte für die herausragenden Leistungen der deutschen U-Bootfahrer gibt, wenn auch für eine Diktatur. Sehr gerne möchte ich die Gedenkstätte real sehen. Weiter so und viel Glück sendet aus Deutschland
    W. Hellbach

    BalasHapus
    Balasan
    1. speechless !! just big thanks brother..waiting for you soon here..

      Hapus
  2. Wenn du nach Deutschland kommst, Laboe wartet auf dich!!
    Grüße aus Deutschland

    BalasHapus
    Balasan
    1. ammmeeennnnn...hope i can..Laboe, i will be there..best regard from Bogor Indonesia

      Hapus